Konflik adalah : Sikap saling mempertahankan diri sekurang-kurangnya
diantara dua kelompok, yang memiliki tujuan dan pandangan berbeda,
dalam upaya mencapai satu tujuan sehingga mereka berada dalam posisi
oposisi, bukan kerjasama. Konflik dapat berupa perselisihan
(disagreement), adanya ketegangan (the presence of tension), atau
munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau lebih.
Konflik sering menimbulkan sikap oposisi antara kedua belah pihak,
sampai kepada tahap di mana pihak-pihak yang terlibat memandang satu
sama lain sebagai penghalang dan pengganggu tercapainya kebutuhan dan
tujuan masing masing.
Penyelesaian efektif dari suatu konflik seringkali menuntut agar
faktor-faktor penyebabnya diubah. Penyebab terjadinya konflik
dikelompokkan dalam dua kategori besar:
A. Karakteristik Individual
1. Nilai sikap dan Kepercayaan (Values, Attitude, and Baliefs) atau
Perasaan kita tentang apa yang benar dan apa yang salah, untuk bertindak
positif maupun negatif terhadap suatu kejadian, dapat dengan mudah
menjadi sumber terjadinya konflik.
2. Kebutuhan dan Kepribadian (Needs and Personality)
Konflik muncul karena adanya perbedaan yang sangat besar antara
kebutuhan dan kepribadian setiap orang, yang bahkan dapat berlanjut
kepada perseteruan antar pribadi. Sering muncul kasus di mana
orang-orang yang memiliki kebutuhan kekuasaan dan prestasi yang tinggi
cenderung untuk tidak begitu suka bekerjasama dengan orang lain.
3. Perbedaan Persepsi (Perseptual Differences)
Persepsi dan penilaian dapat menjadi penyebab terjadinya konflik.
Misalnya saja, jika kita menganggap seseorang sebagai ancaman, kita
dapat berubah menjadi defensif terhadap orang tersebut.
B. Faktor Situasi
1. Kesempatan dan Kebutuhan Barinteraksi (Opportunity and Need to Interact)
Kemungkinan terjadinya konflik akan sangat kecil jika orang-orang
terpisah secara fisik dan jarang berinteraksi. Sejalan dengan
meningkatnya assosiasi di antara pihak-pihak yang terlibat, semakin
mengikat pula terjadinya konflik. Dalam bentuk interaksi yang aktif dan
kompleks seperti pengambilan keputusan bersama (joint decision-making),
potensi terjadinya koflik bahkan semakin meningkat.
2. Ketergantungan satu pihak kepada Pihak lain (Dependency of One Party to Another)
Dalam kasus seperti ini, jika satu pihak gagal melaksanakan tugasnya,
pihak yang lain juga terkena akibatnya, sehingga konflik lebih sering
muncul.
3. Perbedaan Status (Status Differences)
Apabila seseorang bertindak dalam cara-cara yang ”arogan” dengan
statusnya, konflik dapat muncul. Sebagai contoh, dalam engambilan
keputusan, pihak yang berada dalam level atas organisasi merasa tidak
perlu meminta pendapat para anggota tim yang ada.
Archive
Categories
- agama (9)
- bahasa jawa (9)
- belajar php (10)
- blog (44)
- budidaya (13)
- cara memasak (14)
- fisika (4)
- internet (1)
- ips (12)
- kesehatan (5)
- kewirausahhan (12)
- kimia (3)
- komputer (16)
- limbah (22)
- matematika (1)
- memperbaiki handphone (13)
- pendidikan (23)
- pendidikan kewarganegaran (22)
- story (15)
- tentang burung (3)
Sabtu, 28 April 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular Posts
-
Parikan (4 wanda + 4 wanda) x 2 a. Pitik blorok, manak siji. Jare kapok, malah ndadi b. Wajik klithik, gula Jawa. Luwih becik, sing pr...
-
Kegiatan surat menyurat merupakan bagian dari pekerjaan administratif dimana merupakan bagian dari unit administrasi. Pengertian Surat Pen...
-
Smash adalah suatu pukulan yang kuat dimana tangan kontak dengan bola secara penuh pada bagian atas, sehingga jalannya bola terjal deng...
-
1. Contoh Surat Undangan Mugi Katur Panjenenganipun Bpk./Ibu/Sdr.________ wonten ing Palenggahan. Bissmillahirohmaanirrohim Assalamu ...
-
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering dihadapi tugas untuk membuat Contoh Surat Edaran Sederhana . Tampak sepele sih, tapi surat ini sa...
-
Inggris adalah Negara kerajaan tertua di dunia. Juga Negara yang mempunyai persemakmuran paling banyak. Selain itu,inggris memberikan kont...
0 komentar:
Posting Komentar