Kamis, 26 April 2012

sengketa antara kamboja-thailand

[JAKARTA] Indonesia selaku ketua ASEAN sudah menyiapkan tiga langkah untuk menyelesaikan konflik perbatasan antara Kamboja dan Thailand. Indonesia juga akan berusaha menciptakan situasi kondusif demi terciptanya perundingan damai antara kedua negara.

Hal itu dikatakan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa kepada SP saat dihubungi di New York, Rabu (16/2) pagi. Marty berujar, ketiga langkah itu akan disampaikan dalam pertemuan tingkat menteri ASEAN yang akan digelar pada 22 Februari 2011 di Jakarta.

Pertama, ASEAN akan meminta Kamboja dan Thailand untuk menegaskan komitmen penyelesaian masalah secara damai lewat mekanisme Treaty of Amity and Cooperation (TAC). Kedua, baik Kamboja dan Thailand diminta untuk menstabilkan gencatan senjata. Ketiga, menggulirkan kembali forum diplomasi yang sudah dibentuk oleh kedua negara yakni Joint Boundary Committee (JBC).

“Kita menciptakan kondisi kondusif untuk dimulai kembali pertemuan kedua negara. Tidak ada kepentingan untuk memulai proses diplomasi dari nol, tapi kita manfaatkan forum-forum yang sudah ada,” kata Marty.

Dia mengakui ada keinginan berbeda dari masing-masing negara, yakni Kamboja menghendaki penyelesaian masalah lewat mediasi pihak ketiga sedangkan Thailand menginginkan perundingan bilateral. Terkait hal itu, menurutnya, ASEAN terutama akan menumbuhkan kembali rasa saling percaya antara kedua negara. Mengenai mekanisme TAC, dia merinci bisa dilakukan dalam bentuk tawaran jasa baik, konsiliasi, mediasi, dan pengaktifan dewan tinggi (high council).


“Pasca-konflik rasa saling percaya kedua negara menurun, sejauh mana keterlibatan ASEAN, kami inklusif sampai minimalis,” ujarnya

Marty menyatakan persoalan perbatasan adalah masalah sensitif dan kompleks. Proses perundingan harus terus digulirkan, namun tetap dibutuhkan kesabaran dan waktu. Dia mengakui masih banyak pekerjaan rumah khususnya untuk mempertahankan gencatan senjata.

“Yang penting selama proses perundingan bergulir, maka masih ada kemungkinan penyelesaian secara damai, dialog, dan tidak kekerasan,” katanya.

Surat kabar Thailand, The Nation, menyebutkan konflik perbatasan antara Kamboja dan Thailand masih jauh dari selesai. Pada Selasa (15/2) kembali terjadi bentrokan segar di dekat Kuil Preah Vihear, hanya berselang kurang dari sehari setelah DK PBB, Senin (14/2), menggelar pertemuan dengan pihak-pihak terkait termasuk ASEAN. Baku tembak kecil antara pasukan Thailand dan Kamboja terjadi di Chong Don Ai Pass di wilayah Roung, provinsi Si Sa Ket. Thailand mengklaim satu tentara mereka terluka dalam insiden kemarin. [C-5]

0 komentar:

Posting Komentar